PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
DAN SINGAPURA
Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah perbandingan pendidikan
disusun oleh:
1.
|
Muhammad
zainudin
|
210312
|
2.
|
Muqorobin
|
210312238
|
3.
|
Slamet
riyadin
|
210312228
|
4.
|
Munadziroh
|
210312237
|
5.
|
Habibah
fitri
|
210312
|
Dosen pengampu:
Dr. Mambaul Ngadimah, M.Ag.
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PONOROGO
2014
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat signifikan dalam sebuah kehidupan berbangsa. Pendidikan merupakan media
strategis dalam memacu kualitas sumber daya manusia. Hal ini telah menjadikan
pendidikan bagian terpenting untuk keberlangsungan, perkembangan dan kemajuan
suatu negara.
Jika kita
melihat realita yang ada, terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan
dengan implementasi dari pendidikan itu sendiri. Posisi Indonesia menduduki
peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik. Peringkat ini
dilansir dari laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO.
Ini adalah obat
pahit yang harus ditelan bangsa ini, agar dapat menjadi refleksi terhadap
potret pendidikan bangsa ini. Namun ini bukanlah harga mati bagi bangsa ini
karena masih banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini,
jika bangsa ini mau belajar dengan bangsa lain yang telah mengalami kamajuan
dalam bidang pendidikan.
Singapura
merupakan salah satu negara yang telah memiliki kemajuan dalam bidang
pendidikan. Hasil survey Times Higher Education-QS World University Rankings 2009 yang
menyatakan beberapa Universitas di Singapura ke dalam 200 Universitas terbaik
di dunia. Universitas itu adalah National University of Singapor (peringkat 30)
dan Nanyang Technological University (peringkat 73). Untuk kawasan Asia
Tenggara, hanya Negara Singapura yang termasuk dalam 200 universitas terbaik
dunia.
2. Rumusan Masalah
a. Sejauh mana pendidikan di Indonesia di
bandingkan dengan Negara lain ?
b. Bagaimana sistem
pendidikan di Indonesia dan singapura ?
c. Tabel
perbandingan Pendidikan Indonesia dan Singapore !
d. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pendidikan dikedua negara tersebut ?
e. Masalah
pendidikan dikedua negara tersebut ?
PEMBAHASAN
Pengertian
Perbandingan Pendidikan
Menurut Carter V. Good definisi pendidikan
perbandingan adalah lapangan studi yang mempunyai tugas untuk mengadakan
perbandingan teori dan praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada berbagai
negara pendidikan di luar negeri sendiri. Definisi ini menunjuk aspek
operasional dari pendidikan yang terdapat di suatu negara atau masyarakat.
Didalam mempelajari sistem pendidikan suatu negara secara perbandingan, tidak
boleh tidak mesti memperhatikan dimensi waktu, mempelajari latar belakang atau
faktor yang lain.
Menurut pengertian dasar
perbandingan pendidikan adalah berarti menganalisa dua hal atau lebih untuk
mencari kesamaan–kesamaan dan perbedaan–perbedaannya. Dengan demikian maka
studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pengertian sebagai usaha
menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem
pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan–kesamaan dan perbedaan–perbedaan
yang ada dari kedua hal tersebut.
Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dari
istilah “Comparative Education”. Sementara ahli yang lain, mengalihkan
istilah tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan istilah
pendidikan perbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang digunakan
mempunyai pengertian yang sama, yaitu sebagai studi komparatif (studi
perbandingan) tentang pendidikstudan. Atau bisa juga disebut dengan studi
tentang pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode perbandingan.[1]
A.
Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan
nasional merupakan pelaksanaan suatu negara berdasarkan sosio kultural,
psikologis, ekonomis dan politis. Pendidikan tersebut ditujukan untuk membentuk
ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut
dengan kepribadian nasional. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha
untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai kehidupannya, baik dalam bidang
ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang
kehidupan lainnya. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang direncanakan.
1. a. Sistem pendidikan
Dalam pengertian umum, yang dimaksud
dengan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling
bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan ketentuan yang
telah ditentukan. Setiap sistem mempunyai tujuan dan semua kegiatan dari semua
komponen diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut. Secara teoristis, sistem
pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang meliputi: tujuan, peserta didik,
pendidik, alat pendidikan dan lingkungan.[2]
b. Sistem
pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang salin terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada bagian ini akan dijelaskan lebih
lanjut beberapa hal tentang pendidikan nasional. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan makna pendidikan sebagai berikut
“pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya”
Lebih lanjut dijelaskan dalam UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: “pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman ” (pasal
1 butir 2). [3]
c. Tujuan
Pendidikan Nasional
Tujuan
pendidikan nasional berfungsi memberikan arahan pada semua kegiatan pendidikan
dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut
merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh setiap satuan pendidiknya.
Meskipun setiap satuan pendidik tersebut mempunyai tujuan sendiri, namun tidak
lepas dari tujuan pendidikan nasional.[4]
Selain itu terdapat juga dalam UU yang berbunyin “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.[5]
2. Jenjang Pendidikan di Indonesia
Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di
Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD/MI, SLTP/MTs), pendidikan menengah (SMU, MA, SMK), dan pendidikan tinggi (Akademi, Politeknik, Sekolah
Tinggi, Institut, Universitas). Meski tidak
termasuk dalam jenjang pendidikan, terdapat pula pendidikan anak usia dini,
pendidikan yang diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar.
a.
Pendidikan Dasar
Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin
terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam)
tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar
berbentuk:
1.
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
2. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
b.
Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan
menengah terdiri atas:
1. Pendidikan menengah umum, dan
2. Pendidikan menengah kejuruan.
1. Pendidikan menengah umum, dan
2. Pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
c.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan
tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi,
2. Politeknik,
3. Sekolah tinggi,
4. Institut, atau
5. Universitas.
1. Akademi,
2. Politeknik,
3. Sekolah tinggi,
4. Institut, atau
5. Universitas.
Perguruan
tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik,
profesi, dan vokasi.[6]
B.
Sistem Pendidikan di Singapura
Wajib
pendidikan di Singapura berlangsung selama sepuluh tahun, walaupun untuk
meneruskan pendidikan universitas di Singapura dibutuhkan 13 tahun
pendidikan dasar. Sekolah dasar dan sekolah menengah berlangsung selama
10 tahun. Di akhir kelas 10, siswa akan menghadapi ujian GCE O-Level atau GCE
N-Level. Siswa dapat menyelesaikan pendidikan di Junior College,
mendapatkan gelar dan sertifikar diploma di salah satu Polytechnics, atau
meninggalkan sekolah dan mulai bekerja. Pre-University akan berlangsung selama
3 tahun - dimana siswa mempersiapkan GCE A-Level. Setelah menyelesaikan GCE
A-Level, siswa akan mengambil kuliah di salah satu universitas di Singapura.
Gelar sarjana akan diraih setelah tiga sampai dengan lima tahun. Pilihan
jurusan adalah Teknik, Kedokteran Gigi, Hukum, Pembangunan, Musik, dan
Arsitektur ataupun Kedokteran. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS
6.0. Gelar Master di Singapura bisa didapatkan setelah menyelesaikan satu
sampai dengan tiga tahun. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.5.[7]
Jenjang
pendidikan di Singapura:
a.
Kindergartens ( Taman Kanak-kanak )
Sekolah
dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai umur 4 hingga 6
tahun. Program pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan
2.
b.
Primary Education ( Sekolah Dasar )
Ini adalah
program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan selama 6 tahun
yang terdiri dari 4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan
dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5 hingga 6.
c.
Secondary Education ( SMP + SMA )
Program
pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada beberapa
pilihan Special, Express, Normal (Academic) atau Normal (Technical),
sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat ujian akhir nasional (PSLE).
Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan
belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.
d.
Pre-University Education (Pendidikan
Pra-Universitas)
Ini adalah
program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa untuk menempuh ujian
GCE ‘A’ Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka tempuh dan nilai akhir,
para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan mereka ke level Universitas
di Universitas Lokal Singapura.
e.
Polytechnics (Politeknik)
Institusi
ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level menengah untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura. Memberikan banyak
pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan untuk melatih para
siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan keahlian mereka
masing-masing sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia kerja kelak setelah
lulus nanti.
f.
Singapore Universities (Universitas
Singapura)
Pendidikan
Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan para siswa tidak
untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka pada saat masuk ke
dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas
lokal, Nanyang Technological University (NTU), National University of Singapore
(NUS) dan Singapore Management University (SMU), semua menawarkan program
sarjana yang diakui oleh dunia internasional.[8]
C.
TABEL PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA DAN SINGAPURA
Secara
umum perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan Singapura dapat dijelaskan
melalui tabel di bawah ini :
No.
|
Aspek
|
Sistem
pendidikan di Indonesia
|
Sistem
pendidikan di Singapura
|
1
|
Dasar
|
UUD 1945 Dan
Pancasila
|
Pemikiran
bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik
|
2
|
Tujuan
|
Meningkatkan
ketaqwaan, kecerdasan, keterampilan dan budipekerti luhur, rasa cinta tanah
air (patriotisme), memupuk sikap membangun diri sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab membangun masyarakatnya
|
Membentuk
masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disiplin dan
prilaku sosial sehari-hari, serta mengembangkan kreatifitas anak didik
khususnya dibidang teknologi informasi
|
3
|
Fungsi
|
Mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional
|
-
|
4
|
Jenjang
|
PAUD
TK
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
|
TK
SD
SMP
SMA
Persiapan
menuju kuliah
|
5
|
Isi
|
Pendidikan
Pancasila
Pendidikan
Agama
Pendidikan
Kewarganegaraan
Bahasa
Indonesia
Membaca dan
menulis
Matematika
(termasuk berhitung)
Pengantar
SAINS dan Teknologi
Ilmu bumi
Sejarah
nasional dan sejarah umum
Kerajinan
tangan dan kesenian
Pendidikan
jasmani dan kesehatan
Menggambar
Bahasa
inggris
|
Bahasa
Inggris
Matematika
IPA
IPS
Seni
Mother tongue
language[9]
|
6
|
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pendidikan
|
Faktor Tujuan
Faktor Pendidik
Faktor peserta didik
Faktor Alat
Faktor lingkungan
Masyarakat
Efektifitas
Pendidikan di Indonesia
Efisiensi
Pengajaran Di Indonesia
Standardisasi
Pendidikan Di Indonesia
Kurangnya
Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Rendahnya
Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
|
Fasilitas yang
memadai
Faktor biaya
Faktor pendidik
Faktor Anggaran
Pendidikan
Analisis Kurikulum
|
7
|
Masalah-masalah
Pendidikan
|
Rendahnya
pemerataan kesempatan belajar
Rendahnya
mutu akademik
Rendahnya
efisiensi internal karena lamanya masa studi
Rendahnya
efisiensi eksternal sistem pendidikan
Terjadi
kecenderungan menurunnya akhlak dan moral
Kecerdasan emosional masih belum mendapat perhatian yang memadai.[10]
|
Kurang adanya hubungan yang harmonis antara guru dan
murid
|
D. Faktor yang mempengaruhi Pendidikan
1. Faktor yang
mempengaruhi Pendidikan di Indonesia
Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga pendidikan tidak terlepas
dari lima faktor pendidikan agar kegiatan pendidikan terlakana dengan baik.
Apabila salah satu faktor tidak ada maka mutu pendidikan tidak dapat tercapai
dengan baik karena faktor yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan
saling berhubungan. Adapun kelima faktor tersebut adalah:
a.
Faktor Tujuan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka faktor tujuan perlu diperhatikan.
Sebab mutu suatu lembaga pendidikan yang berjalan tanpa berpegang pada tujuan
akan sulit mencapai apa yang diharapkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan,
sekolah senantiasa harus berpegang pada tujuan sehingga mampu menghasilkan
output yang berkualitas.
b.
Faktor Pendidik
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, guru harus benar-benar membawa siswanya kepada tujuan yang
ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan
luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan.
c.
Faktor peserta didik
Anak didik atau siswa merupakan objek dari pendidikan, sehingga mutu
pendidikan yang akan dicapai tidak akan lepas dengan ketergantungan terhadap
kondisi fisik tingkah laku dan minat bakat dari anak didik.
d.
Faktor Alat
Yang dimaksud faktor alat (alat pendidikan), adalah segala usaha atau
tindakan dengan sengaja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat
pendidikan ini merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, karena itu
perlu dilakukan upaya untuk menyediakan alat-alat tersebut.
e.
Faktor lingkungan Masyarakat
Kemajuan pendidikan sedikit banyak dipengaruhi oleh masyarakat termasuk
orang tua siswa, karena tanpa adanya bantuan dan kesadaran dari masyarakat
sulit untuk melaksanakan peningkatan mutu pendidikan. Sekolah dan masyarakat
merupakan dua kelompok yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu
sama lainnya.[11]
Selain itu
ada juga yang mempengaruhi rendahnya kualitas Pendidikan di Indonesia secara
umum yaitu:
Ø Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Efektifitas
pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan
penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya
tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal
ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “tujuan” apa yang akan
dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses
pendidikan.
Ø Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Beberapa
masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan,
waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain
yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Ø . Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Tinjauan
terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan
akhirnya membawa bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan
yang terkepung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan
tujuan dari pendidikan tersebut.
Ø Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan
memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang
Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama
tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada
tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk
kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu
54, 8% (9,4 juta siswa).
Ø Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang
dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang
dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT
sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja
cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan
15,07%.[12]
2. Faktor yang
mempengaruhi Pendidikan di Singapura
Kemajuan
pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu:
Ø Fasilitas
yang memadai
Setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk
menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, disetiap kelas terdapat
Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu
tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di
singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
Ø Faktor biaya
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika
biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan
dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan
rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung.
Ø Faktor
pendidik
Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang
diterima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon
guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon
guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan
pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di
singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin
kesejahteraannya.
Ø Faktor
Anggaran Pendidikan
Singapura mengeluarkan sekitar 25 persen dari anggaran pemerintahannya
untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692 kilometer
persegi dan memiliki penduduk sebanyak 4,5 juta orang itu. Sektor pendidikan
mencapai 25 persen dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan
tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana
subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor
swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan dapat
mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara
pemerintah dan kalangan pembisnis.
Ø Analisis Kurikulum
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda
jauh dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya. Bedanya,UN di Singapura tidak menentukan kelulusan seseorang karena,
menurut pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk
melanjutkan pendidikan. Tetapi di Indonesia UN sangat mempengaruhi kelulusan
siswa yaitu UN menjadi tolak ukur kelulusan siswa.[13]
E. Masalah-Masalah Pendidikan
1. Masalah
pendidikan di Indonesia
Proses pendidkan harus berjalan sampai kapanpun, suatu bangsa akhirnya
membangun sebuah sistem pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan
yang dibangun itu harus sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu sistem
dan praksis pendidikan kita harus relevan. Itulah sebenernya menjadi
permasalahan bagi pendidikan kita. Kita sebagai bangsa telah memiliki sebuah
sistem pendidikan.sistem itu telah di kokohkan dengan adanya UUD NO.20
Tahun 2003. Persoalannya sekarang ialah,
apakah sistem pendidikan saat ini telah efektif untuk mendidik bangsa Indonesia
menjadi bangsa modern, memiliki kemampuan daya saing yang tinggi di
tengah-tengah bangsa lain ? Adapun masalah-masalah pendidikan yaitu meliputi :
- Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
- Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
- Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
- Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.
- Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja.
- Dalam menghadapi globalisasi, kita masih memiliki kelemahan dilihat dari praksis pendidikan nasional kita. Pendidikan di semua jenjang, sampai saat ini masih mementingkan aspek kognitif. Aspek afektif seperti kecerdasan emosional, masih belum mendapat perhatian yang memadai.
- Pendidikan di Indonesia lebih memusatkan perhatiannya pada kemampuan otak kiri, sehingga menyebabkan pendidikan Nasional hanya mampu menghasilkan orang-orang yang tidak mandiri, tidak kreatif, tidak mampu berkomunikasi secara baik dengan lingkungan fisik dan sosial dalam komunitas kehidupanya.[14]
2. Masalah
pendidikan di Singapura
Ø Kurang
adanya hubungan yang harmonis antara guru dan murid
Tentang masalah sistem pendidikan di
Negara maju, memang sistemnya saat ini sudah berjalan dengan baik itu
digambarkan dengan desentralisasi pendidikan yang itu masih belum mampu dilakukan
oleh kebanyakan Negara–Negara berkembang, masalah utama dengan sekolah-sekolah
di Negara maju adalah hubungan antara guru dan siswa. Ada konflik kepribadian
dan nilai. Beberapa siswa, khususnya di kelas bawah, bolos sekolah atau
menyebabkan masalah di kelas karena mereka tidak peduli, atau tidak dapat mengendalikan
diri mereka sendiri.[15]
PENUTUP
Kesimpulan :
Negara
Indonesia memang masih tertinggal dengan negara Singapura di bidang pendidikan.
Terbukti dari perbedaan jenjang-jenjang pendidikan antara Indonesia dan
Singapura yaitu, perbedaan yang cukup jauh dalam jenjang pendidikan dasar
negara Singapura hanya 6 tahun sedangkan negara Indonesia membutuhkan waktu 9
tahun dngan rincian 6 tahun SD dan 3 tahun SMP, perbedaan berikutnya dalam
jenjang pendidikan menengah negara Singapura membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun
dalam jenjang ini, sementara negara Indonesia membutuhkan waktu 3 tahun tetapi
negara Singapura pada jenjang ini mengklasifikasikan kemampuan siswa menjadi
Express, Normal Academic dan Normal Technical, sedangkan Indonesia hanya
menggunakan program akselerasi pada sekolah-sekolah tertentu. Jadi penyelesaian
dijenjang menengah di negara Singapura membutuhkan waktu 11 tahun sedangkan
negara Indonesia lebih lama 1 tahun yaitu 12 tahun. Selain itu kita dapat
melihat tabel perbandingan kedua negara tersebut:
No.
|
Aspek
|
Sistem
pendidikan di Indonesia
|
Sistem
pendidikan di Singapura
|
1
|
Dasar
|
UUD 1945 Dan
Pancasila
|
Pemikiran
bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik
|
2
|
Tujuan
|
Meningkatkan
ketaqwaan, kecerdasan, keterampilan dan budipekerti luhur, rasa cinta tanah
air (patriotisme), memupuk sikap membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab membangun masyarakatnya
|
Membentuk
masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disiplin dan
prilaku sosial sehari-hari, serta mengembangkan kreatifitas anak didik
khususnya dibidang teknologi informasi
|
3
|
Fungsi
|
Mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional
|
-
|
4
|
Jenjang
|
PAUD
TK
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
|
TK
SD
SMP
SMA
Persiapan
menuju kuliah
|
5
|
Isi
|
Pendidikan
Pancasila
Pendidikan
Agama
Pendidikan
Kewarganegaraan
Bahasa
Indonesia
Membaca dan
menulis
Matematika
(termasuk berhitung)
Pengantar
SAINS dan Teknologi
Ilmu bumi
Sejarah
nasional dan sejarah umum
Kerajinan
tangan dan kesenian
Pendidikan
jasmani dan kesehatan
Menggambar
Bahasa inggris
|
Bahasa
Inggris
Matematika
IPA
IPS
Seni
Mother tongue
language
|
6
|
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pendidikan
|
Faktor Tujuan
Faktor Pendidik
Faktor peserta didik
Faktor Alat
Faktor lingkungan
Masyarakat
Efektifitas
Pendidikan di Indonesia
Efisiensi
Pengajaran Di Indonesia
Standardisasi
Pendidikan Di Indonesia
Kurangnya
Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Rendahnya
Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
|
Fasilitas yang
memadai
Faktor biaya
Faktor pendidik
Faktor Anggaran
Pendidikan
Analisis Kurikulum
|
7
|
Masalah-masalah
Pendidikan
|
Rendahnya
pemerataan kesempatan belajar
Rendahnya
mutu akademik
Rendahnya
efisiensi internal karena lamanya masa studi
Rendahnya
efisiensi eksternal sistem pendidikan
Terjadi
kecenderungan menurunnya akhlak dan moral
Kecerdasan emosional masih belum mendapat perhatian yang memadai.
|
Kurang adanya hubungan yang harmonis antara guru dan
murid
|
Saran:
Seharusnya
Pemerintah lebih memprioritaskan dunia pendidikan sehingga pendidikan di negeri
kita tidak carut marut, pihak sekolah atau kampus lebih tertuju pada
kurikulum, Generasi penerus diharapkan agar lebih mengembangkan pendidikan
Negara kita sehingga pendidikan di Indonesia tidak kalah dibanding Nega
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu pendidika. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009.
Suparlan, Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2004.
Suyanto, Dinamika
Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat: Pusat Studi Agama dan Peradaban
Muhammadiyah, 2006.
http://anamwho.blogspot.com/2011/05/perbandingan-pendidikan.html
[1]http://perbandingan%20Sistem%20Pendidikan%20Indonesia%20dan%20Singapura.htm
diakses pada 2 Maret 14.
[2]
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2009) 121-124.
[3]
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (Yogyakarta: Hikayat Publishing,
2004) 153-155.
[4]
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, 125.
[5]
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, 155.
[6] http://wikipedia.co.id/sistempendidikannasional.htm
diakses pada 07 maret 2014
[7] http://www.ef.co.id/upa/education-systems/education-system-singapore/ diakses pada 07 maret 2014.
[9] http://slideshare/perbandinganpendidikan/PerbandinganSistemPendidikanIndonesiadanSingapura.htm
diakses pada 07 maret 2014
[10]
Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional, (Jakarta Pusat: Pusat Studi Agama
dan Peradaban Muhammadiyah, 2006) 10-16.
[11] http://irwansmk2wng.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-mutu.html diakses pada 07 maret 2014
[12] http://ikasp.wordpress.com/2012/12/28/faktor-faktor-penyebab-rendahnya-kualitas-pendidikan-di-indonesia/ diakses pada 07 maret 2014
[14]
Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional, 10-16.
ijin copy, trims
BalasHapus